Dulu kita diajarkan pepatah : “Guru kencing
berdiri, Murid kencing berlari,” yang artinya kurang lebih kelakuan murid akan
lebih buruk dari gurunya. Tapi pada kenyataan nya pepatah ini sudah tidak
berlaku lagi sekarang, terutama kalau dikaitkan dengan Indonesia dan Malaysia.
Dulu Malaysia banyak berguru pada kita dan banyak
berkiblat pada Indonesia. Kenyataannya sekarang kita disusul Malaysia atau sang
murid, hampir disegala bidang. Pertanyaannya, apakah kita mau diam saja
menerima kenyataan ini sebagaii fakta sejarah atau kita ingin sejarah mencatat
kita sebagai bangsa yang besar. Jika dulu Malaysia yang berguru pada indonesia
bisa menyusul Indonesia, berarti kemungkinan kita menyusul Malaysia peluangnya
lebih besar, Bukan???...
Apalagi kita mempunyai sumber daya lebih besar.
Sayangnya, seringkali kita menyiakan potensi, dan
tidak menghargai bangsa dan karya sendiri.
Misalnya, perkebunan sawit. Kenapa perkebunan sawit
di Malaysia bisa membayar orang Indonesia yang bekerja disana dengan gajih jauh
lebih tinggi daripada perkebunan sawit Indonesia membayar gaji ???... Padahal
harga sawit sama saja didunia internasional ?...
Berarti ada yang salah. Mungkin biaya korupsi yang
tinggi membuat kita tidak mampu bersaing dipasar intenasional. Sehingga
akhirnya harus menekan gaji pekerja. Atau karena memang pemerintah Indonesia
tidak mampu menekan pengusaha yang ingin untung sebesar-besarnya.
Di Malaysia kini juga banyak guru besar dan
peneliti asal indonesia. Mereka dibayar berlipat dari apa yang ditawarkan di
Indonesia. Mengapa mereka bisa membayar mahal, sedangkan kita tidak mampu???..
Berarti ada yang salah juga bukan?. Tampaknya kini kita harus rendah hati.
Belajar dari mereka yang pernah belajar dari
kita.
Semangat kompetisi dengan malaysia saat ini sering
didengung-dengungkan, tapi semangat itu juga harus diimbangi dengan semangat
belajar dari Malaysia bukan dengan semangat dengan bermusuhan.
Kalau Indonesia bisa mengajarkan Malaysia berbagai
bidang ilmu , berarti Indonesia sebenarnya tahu secara teori menjadi maju.
Sekarang tinggal Praktiknya...
Tahun 2008-2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia
positif ketika negara-negara maju mengalami trem negatif. Indonesia juga
bertahan dari krisis global.
Kita memliki potensi untuk maju... Kita bisa lebih
maju lagi !...