Friday, December 8, 2017


Memanusiakan Manusia
Inilah saya mahasiswa yang jauh dari keluarga yang tidak terlalu mentereng dalam hal akademis. Latar belakang inilah yang membuat kehidupan mahasiswa mempunyai kesan, betapa menyedihkannya menjadi seorang mahasiswa. Namun tentu saja kami percaya jika segala keterbatasan itu tak lantas membatasi dan menghalangi impian dan ruang kreatifitas. Karena mahasiswa dibentuk bukanlah sekedar mengejar ijazah dan gelar sarjana, kalau pun demikian. Apalah arti sarjana jika hanya datang dan pulang???... apalah arti sarjana jika terbelenggu dengan sekat sekat akademis???... lalu apalah arti sarjana jika pada akhirnya membatasi Impian dan Ruang Kreatifitas???...
            Sebuah keberuntungan yang kemudian saya syukuri adalah bahwa saya lahir dan di bentuk dari keterbatasan. Hal ini mengajarkan saya bagaimana mencintai sebuah kesedihan. Ada satu hal yang kerap kali diabaikan oleh orang-orang atas keadaannya... Mereka sibuk atas dirinya sendiri... kemudian entah sengaja atau tidak melupakan orang-orang disekitarnya... Hal ini lah yang kemudian menjadi sebuah alarm yang membuka ingatan saya akan kenyataan dan keadaan, bahwa ternyata masih begitu banyak orang yang jauh lebih pantas di perhatikan daripada keadaan saya sendiri. Tentu saja hal ini tidak lantas membuat saya mengklaim diri saya sebagai orang-orang yang bermoral baik, ini bukanlah apa-apa... hanya sebuah cara saya untuk minimal membuka kesadaran dan kepekaan saya terhadap sesama yang disebut dengan istilah Memanusiakan Manusia.
            Terlepas dari tingkat kepekaan dan kepedulian, pada dasarnya semua orang itu sama, barangkali yang membedakaan hanyalah hal besar yang ada di kepala mereka. Butuh keberanian dan pengorbanan untuk memperjuangkan apa yang benar-benar diimpikannya. Atas dasar inilah saya menciptakan sejarah masa muda saya sendiri, dalam rangka untuk menyelamatkan ingatan saya ketika tua nanti.
Saya lantas harus berterima kasih kepada Allah SWT, yang telah menjatuhkan garis takdir saya sebagai mahasiswa yang tumbuh dalam keterbatasan, satu hal yang saya tau sebagai mahasiswa yaitu mampu membuat karya untuk kemaslahatan umat, dan kepuasan yang paling sederhana barangkali adalah, ketika karya itu di apresisasi dengan apapun bentuk dan caranya. Alasan inilah yang kemudian menjadikan saya tidak memperkenankan diri menjadi bodoh, dengan mengecewakan orang-orang yang sudah berkenan mengapresiasi karya saya.

By : Gie



0 comments:

Post a Comment

BTemplates.com

Total Page views

Search This Blog

Translate

Followers

Popular Posts

Blog Archive