Monday, November 12, 2018


Mahasiswa Aktivis Yang Pragmatis VS  Mahasiswa Apatis

Saya teringat kata kata Tan Malaka yang berbunyi :
“Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda “.
Di era globalisasi ini dunia pergerakan mahasiswa mulai semakin hilang wibawa dan jati diri Aktivis. Pergerakan mereka monoton dan seakan akan memaksakan kehendak yang tidak jelas substansinya.  Banyak sekali mahasiswa aktivis yang bebelok jauh dan meninggal kan sebuah nilai yang harusnya mereka bawa sebagai mahasiswa aktivis. Di lihat dari sisi idealisnya pun sudah mulai lenyap atau memang sudah tidak jelas. Mau di bilang idealis, yah tidak juga,  mau dibilang tidak idealis, ya salah juga.
Para aktivis ikut mengamini kalimat tan malaka diatas, banyak sekali aktivis yang menyerukan kalimat itu di berbagai kesempatan forum mauapun hanya sekedar diskusi kusir belaka. Dan saya kurang tau mereka mengamini seperti apa?.. dalam pikiran saja kah? Dalam ucapan?.. atau mungkin sampai mengilhami dari setiap tingkah lakunya.. sangat sulit memang bagi saya untuk menilainya.
Sudah jadi rahasia umum bahwa mahasiswa hari ini banyak sekali yang menggunakan kalimat-kalimat seperti halnya diatas hanya sebagai pendongkrak citra pribadi, kita sering melihat update status di media sosial, menciptakan kata-kata puitis, share ke semua grup miliknya dan bertujuan untuk memenuhi hawa nafsu pribadi saja, Agar dianggap bijak oleh kalangan warganet. Ini terlihat tidak berbeda jauh dengan media komersil yang mudah dinikmati oleh khalayak ramai, bukan kah begituh.
 Dalam penulisan ini, bukan berarti saya menjastifikasi bahwa semua aktivis hari ini seperti itu. Namun, tepatnya saya hanya membangkitkan ingatan kalian bahwa mayoritas mahasiswa hari ini telah memanfaatkan hal ini untuk menuju kesana. Kemudian, apa hubungan nya dengan aktivis pragmatis?? Bahkan hingga kepada mahasiswa apatis?..

Baca Juga : Paradigma belum tentu

Aktivis Mahasiswa dan sikap pragmatis



Berbicara tentang tentang aktivis pasti yang muncul di benak kita adalah mahasiswa yang tukang demo/aksi di jalan dan kadang rusuh bahkan sampai berkelahi dengan polisi, kita tidak bisa menghindari justifikasi itu karena kenyataannya demikian bukan??... Namun apa yang saya pahami bahwa aktivis mahasiswa berarti mereka yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, intra mauapun ekstra kampus. Mereka adalah pendorong dan penggerak dari sebuah organisasi. Bisa saja di artikan mereka orang penting di kelompok, banyak berprestasi, membuat sebuah acara kemahasiswaan atau kemasyarakatan.
Pragmatis adalah sebuah paham yang menjurus kepada pola pikir tindakan instan untuk mendapatkan keuntungan pribadi yang lebih cepat dan banyak. Mereka yang berpandangan seperti ini sadar maupun tidak sadar akan mempertimbangkan fungsi, kegunaan dan sebuah keuntungan apa yang akan mereka dapatkan ketika ikut andil dalam suatu hal organisasi atau komunitas kemahasiswaan. Keuntungan disini sifatnya materiil. Calon anggota DPRD, misalnya. Ketika ia akan membantu suatu daerah ia akan berpikir terlebih dahulu, apakah tindakannya mampu menguntungkan dia,, suara pemilunya nambah atau tidak??. Warga nya banyak yang pro dan memilih saya atau tidak??.. dan sebagainya. Beragam pertanyaan tentang feedback yang akan ia dapatkan setelahnya.
Disini Saya mencoba membedakan 3 aktivis mahasiswa, yaitu mereka yang bergerak di internal kampus, eksternal kampus, dan keduanya. Jika dalam ruang lingkup intenal kampus, ideal pondasi pemikirannya adalah tentang kampus saja. Kalau mereka yang bergerak di eksternal biasanya sudah tinggi lagi pondasi pemikirannya. Yaitu berdasarkan ideologi yang mereka yakini.
  Dari 3 macam aktivis mahasiswa diatas. Memang tidak ditemukan sebuah kesalahan. Namun, jika mulai berbelok dari idealis mereka inilah yang patut menjadi perhatian kita. Yah, dijaman sekarang ini Sudah menjadi rahasia umum lagi bahwa banyak mahasiswa yang ikut menjadi panitia hanya untuk mengejar sertifikatnya saja, ataupun mereka yang memasuki organisasi tersebut hanya untuk mencari jaringan yang luas. Memang tidak salah tapi hal ini berefek kepada banyaknya kegiatan mahasiswa yang tidak dia perhatikan, hanya sebagian saja yang menjadi sorotan. Padahal, dilapangan teman-teman seperjuangannya sangat membutuh kontribusinya.
Coba kita lihat lebih jauh lagi, kita ambil sempel Presiden BEM atau SEMA. yaitu tingkat paling bergengsi bagi dunia kampus, bagaimana seoarang mahasiswa mengajukan diri sebagai presiden mahasiswa, ada yang hanya ingin numpang eksis dan terlihat oleh kalangan mahasiswa lainnya. Atau hanya memuluskan eksistensi organisasi yang ia bawa. Maka segal dalih ia perjuangkan demi terpilih menjadi presiden mahasiswa. Padahal secara pengalaman, kapasitas keilmuan dan kemapuannya dalam hal memimpin jauh dari kata “Sanggup”. Alhasil ketika kampus bergejolak. Protes sana sini. Isu miring dimana-mana. Kinerja nya di organisasi menurun bahkan bisa saja menghilang dari pandangan. Atau saat mengambil keputusan hanya mangguk mangguk  menuruti senior di dalam organisasi background yang ia bawa tanpa melihat positif dan negatif nya bagi kemaslahatan mahasiswa. . Ah sudahlah, suka sekali mereka ini bermain dalam keseriusan.
Di jaman sekarang ini banyak modus yang akhirnya membuat mereka menuhankan materi, menuhankan popularitas, sehingga menjadi penghamba ucapan terimakasih dari orang lain. Maka tidak heran makin hari pergerakan mahasiswa mulai kendur, dan kehilangan arah idelis-nya. Karena memang semuanya terasa lenyap karena tergerus oleh kepentingan pribadi dan meniadakan kepentingan bersama.


MAHASISWA APATIS

Mahasiswa apatis rasanya sangat seru untuk kita bahas. Karena banyak kita temui di forum dan diskusi atau sosmed banyak mahasiswa yang menamakan dirinya AKTIVIS, menyerukan agar mahasiswa jangan apatis. Banyak sekali kata kata yang menyudutkan mahasiswa apatis, salah satunya Mereka menyindirnya dengan kata mahasiswa KUPU-KUPU (Kuliah Pulang-Kuliah pulang). Sebetulnya sindiran ini di pakai sebagai dalil mereka untuk menarik teman-teman yang dianggap tidak peka sosial agar ikut andil di dalam pergerakan organisasinya.
Saya tegas kan bahwa saya tidak berpikiran hal ini salah atau tidak. Mereka yang disebut apatis ini, terkadang hanya ingin fokus kegiatan akademiknya. Tidak mau ada gangguan dari urusan lain di luar hal tersebut. Bisa jadi mereka tidak punya kesanggupan untuk memikirkan hal lain, atau bisa saja mereka ingin sebuah hiburan di luar waktu efektifnya berkualiah. Karena setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda dan cita cita yang berbeda.
Saya pernah ngobrol ringan dengan mahasiswa lain lintas kampus, akhrinya mendapatkan banyak alasan yang menjadikan dia seoarang mahasiswa apatis. Satu hal yang paling menarik perhatian saya saat seorang mahasiswa teknik berpendapat kurang lebih demikian. ” Mahasiswa aktivis itu berlagak tau tentang semua permasalahan yang dihadapi pemerintahan, bahkan saya paling bingung mereka bisa tau banyak hal kejanggalan di tubuh pemerintah, apakah di tubuh pemerintah terdapat seorang penghianat yang membocorkan kesalahan sekecil apapun untuk menjatuhkan sebuah kepemerintahan yang dia tidak sukai. Memang ini baik bagi intropeksi diri, tpi mempermasalahkan hal kecil juga bisa membuat pemerintah tidak fokus membangun daerah dalam waktu panjang, yang dia lakukan hanya pembangunan jangka pendek. Kita sama sama tau  dari jaman soekarno sampe jaman jokowi indonesia belum maju padahal dari rentan jaman itu mahasiswa indonesia aktivis dalam hal mengkritisi pemerintah. Bahkan terjadi reformasi besar besaran oleh mahasiswa pada tahun 98, disini titik dimana aktivis besar besaran menduduki kursi kepemerintahan. tapi nyata kita hanya dibawa ke dunia lain, koruspsi masih saja terjadi, kesenjangan sosial masih saja meliputi negeri, keberpihakan hukum juga sering di jalani dan besarnya angka kemiskinan masih saja tak terhindari. Lagian jadi mahasiwa aktivis itu hanya nyapein badan pagi demo siang demo, panas panasan dan tak dapat apa-apa. Oleh sebab itu saya fokus kepada akademik, dengan banyak baca buku dan belajar kepada guru. untuk mengupgrade kepridan saya, suatu saat juga indonesia akan butuh tenaga dan pemikiran saya”. Wah jawaban yang membuat sedikit tercengang juga yah. Saya mengerti memang setiap orang punya proposal hidup nya masing masing. yang terpentingkan di pikiran kita masih ada sikap saling membantu sama lain, dan tidak mementingkan keuntungan pribadi saja.
     Walaupun akibat yang di timbulkan perasaan apatisme dikalangan mahasiswa ini juga berpengaruh pada kurang nya dinamis dan setiap orang tetap menjadi budak –budak sistem yang mengkotak-kotakkan kita sebagai idealis merdeka. Semua memikirkan kepentingan pribadi, kesenangan pribadi, dan akhirnya mereka gabut dan hanya menghabiskan semua hartanya untuk kepentingan pribadinya. Hal ini akan menimbulkan tidak ada niatan untuk berkontribusi kepada sesama.
Akhir dari pembahasan ini, saya selalu menempatkan kedua tipe mahasiswa sebagai golongan yang perlu disadarkan. Mahasiwa aktivis perlu sadar  diri karena kalau hanya memikirkan keuntungan di dalamnya itu kesalah besar. Golongan ini harus tetap menjunjung tinggi idealismenya hingga tua, agar ketika sudah saat nanti memimpin bangsa ini merek tidak menjadi pelacur ideologi yang merugikan banyak pihak.
Begitu juga dengan mahasiswa yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Ingatlah, orang hebat terlahir bukan dengan sendiri nya, tetapi mereka lahir dari sebuah tekanan hidup yang luar biasa, mereka keluar dari zona nyaman yang menjadikan kita lupa banyak orang orang yang tidak seberuntung kalian bisa berpendidikan di perguruan tinggi.
Saat ini yang kita butuhkan adalah intropeksi masing masing pribadi, agar tidak menjadi mahasiswa yang peduli terhadap sesama, atau menjadi mahasiswa aktivis yang pragmatis. indonesia perlu orang orang ikhlas dan jujur didalamnya bukan orang orang yang hanya mementingkan diri sendiri. mahasiswa bukan hanya bisa mengkritisi tapi setidak bisa menjadi solusi atas carut marut nya negeri yang kita pijaki ini. Hidup Mahasiswa !!!.. Hidup Rakyat   !!!..

baca juga : paradigma belum tentu, jangan sampai kita menilai orang dengan muda

0 comments:

Post a Comment

BTemplates.com

Total Page views

Search This Blog

Translate

Followers

Popular Posts

Blog Archive