Musibah;
Antara Cobaan,
Peringatan
dan Adzab Tuhan
(2)
3. Boleh
Jadi Semua Itu Adalah Peringatan
Ada persamaan antara cobaan dengan peringatan adalah
terletak pada masalah kepada siapa musibah itu di berikan. Kalau sebelumnya
sudah dijelaskan bahwa cobaan itu hanya diberikan kepada mereka yang beriman
dengan maksud untuk menguji seberapa jauh keimanan orang tersebut, maka
demikian halnya dengan peringatan Tuhan, dengan diberinya cobaan dimaksudkan
supaya seseorang bisa bersabar. Begitu juga dengan diberikannya peringatan
diharapkan seseorang kembali lagi pada jalan yang benar.
Sisi perbedaan antara cobaan dan peringatan. Cobaan
sebagaimana tadi dijelaskan tidak didahului dengan sebab-sebab perilaku yang
buruk. Bahkan jika menilik firman Allah SWT pada surat Al Ankabut ayat 2, kita
bisa menyimpulkan bahwa cobaan hanya diberikan atas dasar kebaikan seseorang.
Makanya tujuan murni cobaan adalah untuk menguji, bukan untuk memperingatkan
apalagi untuk menyiksa. Sedangkan peringatan
itu biasanya didahului dengan perilaku salah atau dosa yang diperbuat
oleh seseorang
4. Semoga
Semua Itu Bukan Adzab Tuhan
Kemungkinan terakhir dari adanya sebuah musibah
adalah sebagai siksa. Na’udzubillah! Semoga
kita di jauhkan oleh Allah dari adzab-Nya. Siksa adalah sebuah balasan setimpal
dari perbuatan dosa. Adanya siksa dimaksudkan agar manusia merasakan kepedihan
akibat dari perbuatan jahat yang mereka lakukan. Kita bisa memastikan apakah
sebuah kepahitan hidup yang menimpa itu merupakan siksa atau bukan adalah
sejauh apa kita pernah melakukan dosa atau
tidak diwaktu-waktu sebelumnya.
“ Dan Allah sekali-sekali tidak akan
mengadzab mereka, sedangkan kamu (Muhammad masih) berada diantara mereka Dan
tidak (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun (selalu
beristighfar)”. (QS. Al Anfal:33).
Kata Adzab dalam
ayat diatas merujuk kepada adzab dunia. Artinya Allah tidak akan mengadzab
seseorang selagi orang itu selalu banyak beristighfar. Banyak beristighfar
disini bisa diartikan sebagai “Banyak melakukan kebajikan”. Artinya allah tidak
akan mengadzab seseorang selagi orang itu selalu berada dalam amal kebajikan.
Allah hanya memberikan siksa berupa bencana hidup pada mereka yang sudah
keterlaluan dalam melakukan dosa dan kemaksiatan .
Sungguh, sekali lagi Allah tidak akan menurunkan
siksa kepada manusia secara umum jika memang mereka selalu berada dalam
kebaikan. Bahkan jika mereka selalu dalam jalan kebenaran Allah pun malah akan
menurunkan karunia nikmat-Nya, jika sebaliknya
maka pasti Allah akan menurunkan siksaan tersebut. Dan hal ini berlaku
secara umum maupun pada perseorangan secara khusus.
5. Dibalik
Musibah Ada Rencana Tuhan Yang Sudah Dipersiapkan
“Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui “
(QS. Al Baqarah:216).
Lewat ayat diatas
belum tentu sesuatu yang selama ini kita benci keredaannya itu pasti akan
berakibat buruk, bahkan boleh jadi hal tersebut malah menyimpan sebuah kebaikan
dalam kehidupan kita. Begitu pula sebaliknya, semua karunia biasanya membuat hati berbunga-bunga karena semua
mendambakan hal yang menggembirakan, padahal bukan semua hal yang bisa
menyebabkan hati kita menjadi lega menerimanya itu pasti menyimpan kebaikan
bagi kita dihari-hari kemudian, malah boleh jadihal tersebut menjadi sebuah
petaka bagi kehidupan kita. Dalam hal ini Allah yang maha tahu, manusia tidak.
Memang untuck sementara waktu hikmah dibalik musibah
itu bersifat ghaib bagi manusia, mereka tidak bisa mengetahuinya dan sekaligus
tidak tahu bentuknya tetapi manusia akan mengetahui dengan pasti keberadaaan
hikmah tersebut manakala derita hidup itu telah hilang. Dengan bergulirnya
waktu akhirnya manusia tahu bahwa derita yang sebelumnya mereka rasakan
ternyata tak lebih dari sebuah cobaan untuk menguji apakah ia pantas
mendapatkna karunia besar atau tidak. Hanya itu.
Lanjut Ke Halaman 3
Lanjut Ke Halaman 3
0 comments:
Post a Comment