Musibah;
Antara Cobaan,Peringatan
dan Adzab Tuhan
1. Memahami
Arti Sebuah Cobaan
Saat anda sedang
dirundung malang, saat anda sedih lantaran sakit hati,dan saat anda berduka
karena tertimpa masalah, maka ada baiknya anda intropeksi diri sebelum
menyimpulkan bahwa semua yang terjadi ini adalah takdir sang illahi. Yang harus
kita lakukan dengan bersabar !bukan hanya itu kita juga harus intropeksi diri.
Intropeksi diri adalah sebuah upaya untuk mengetahui kesalahan diri. Dengan
intropeksi saat berada dalam kesedihan setidak-tidaknya seseorang akan tahu
apakah kepedihan hidup yang telah menimpa itu benar benar dari Allah atau
berasal dari kedzaliman orang lain atau malah sumber dari diri sendiri.
Sesungguhnya ada
tiga kemungkinan yang bisa kita tebak menyikapi musibah hidup yang tengah
terjadi, yaitu mungkin musibah tersebut sebagai cobaan, mungkin sebagai
peringatan, dan mungkin sebagai adzab tuhan.
Cobaan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia “ Suatu yang biasa digunakan untuk menguji”. Dari
pengertian ini, jenis cobaan masih bersifat umum dan bisa berupa fenomena apa
saja, bukan hanya sesuatu yang menyakitkan, bahkan berupa suatu yang
menyenangkan, dari sini saja, saat anda bersedih hati semestinya jangan
menyangka bahwa seseorang yang mungkin anda lihat hidupnya bahagia itu tidak
dalam kondisi “di uji” oleh Allah
Dalam al-qur’an Allah
sendiri telah berfirman :
“Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:“Kami telah beriman”,
sedang mereka tidak diuji lagi?.”
(QS. Al Ankabut:2)
Pengertian yang
bisa ditemukan dari ayat diatas adalah bahwa ketika seseorang sudah mengaku
bahwa ia telah beriman, maka pada saat
itulah Allah pasti akan mengujinya. Disinilah keimanan itu butuh
pembuktian.Dari sini pula kita bisa menemukan pemahaman bahwa cobaan hanya
diberikan Allah kepada hambanya yang baik baik saja tau beriman. Cobaan tidak
berikan kepada orang-orang yang punya banyak kejelekan, sebab cobaan diberikan
untuk ujian bukan penyiksaan.
2. Percayalah,
Anda Tidak Sendiri Dalam Sedih
Dalam sedih, cobalah menanamkan kesadaran bahwa anda
tak sendiri merasakan kepedihan ini. Masih banyak orang yang mengalami nasib
sama. Sadarlah disana juga lebih banyak air mata yang tertumpa.
Lihatlah kerumah sakit banyak orang yang berbaring
sakit yang tidak bisa menikmati hiduup
dengan semestinya. Atau cobalah lihat, betapa banyak orang yang saat ini sedang
dikukung kebebasannya didalam penjara. Mereka tidak bisa menikmati indahnya
kebebasan. Atau bayangkan saja, kehidupan orang-orang yang miskin hidupnya di
kolong-kolong jembatan atau du tempat-tempat yang kumuh, saat hujan mereka
tidak bisa tidur nyenyak.
Jika dibandingkan dengan mereka, siapakah yang lebih
menderita? Apakah anda punya nasib seperti mereka, atau anda punya kesulitan
dalam hal ekonomi?. Jika memang demikian cobalah menyadarkan diri bahwa
orang-orang yang hidup dalam rumah mewah belum tentu ia tak punya masalah yang
sama dengan anda.
Lanjutan Ke Halaman 2
Lanjutan Ke Halaman 2
0 comments:
Post a Comment