Kebebasan pers tentu
saja harus kita syukuri bukan, karena dengan hal ini maka masyarakat mempunyai
akses yang lebih luas. Hanya saja sayang dalam prakteknya jauh dari harapan,
karena di terapkan tanpa visi yang terarah, kadang yang terjadi adalah
kebablasan pers.
Sekarang pers bukan
hanya di dominasi dengan pers umum, tetapi juga mulai diwarnai oleh infotainment. Bahkan yang lebih banyak
di tonton oleh masyarakat adalah pers infotainment.
Pemberitaan di infotainment yang cenderung kearah
berita yang berisi seputar selebriti kadang berisi Prejudice (Prasangka) menyudutkan dan tidak memenuhi asas Cover Both Side dan lainnya. Sehingga
kalangan pers sendiri jadi di pertanyakan apakah jurnalis infotainment bisa dikategorikan wartawan ???...
Menurut penulis
sebenarnya jelas sekali yang dilakukan jurnalis infotainment adalah kerja jurnalistik, jadi yang menjadi pertanyaan
bukanlah pada penekanan statusnya melainkan standar kerjanya.
Lebih parahnya lagi,
kadang ini juga terjadi pada berita seputar hukum dan politik yang efeknya bisa
menyesatkan masyarakat.
Semoga kedepannya ada
perbaikan dalam kebebesan pers, dan menjadi kebaikan bangsa indonesia itu
sendiri.
0 comments:
Post a Comment